Harapan Perempuan Indonesia Menuju Kesetaraan Gender

oleh -430 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Peringatan Hari Perempuan Internasional menyoroti realita tantangan yang dihadapi kesetaraan hak perempuan Indonesia

Komisioner Komnas HAM, Anis Hidayah, menegaskan hak-hak perempuan adalah bagian dari hak asasi manusia yang harus dilindungi. Ia mengungkapkan data mengejutkan sekitar 330 ribu perempuan mengalami kekerasan berbasis gender dan seksual.

banner 719x1003

Angka ini menunjukkan betapa pentingnya perjuangan untuk kesetaraan gender di Indonesia. Anis menambahkan bahwa ruang aman bagi perempuan masih penuh tantangan, baik di ruang publik maupun privat.

“Komnas Perempuan mencatat sekitar 330 ribu perempuan mengalami kekerasan, termasuk kekerasan berbasis gender dan kekerasan seksual,” kata Anis saat wawancara di Pro3 RRI dikutipsuarasmr.news, Sabtu (8/3/2025).

Tantangan tersebut bukan hanya terletak pada kekerasan, tetapi juga pada diskriminasi yang merata di berbagai sektor, mulai dari ekonomi dan politik hingga hubungan luar negeri.

“Hampir di semua sektor terjadi diskriminasi, terutama di ekonomi, politik, dan hubungan luar negeri,” ujar Anis menegaskan.

Ia menyoroti ketimpangan akses kerja, kesenjangan upah, serta rendahnya keterwakilan perempuan dalam pengambilan kebijakan.

banner 484x341

“Ketimpangan akses kerja, kesenjangan upah, dan rendahnya keterwakilan perempuan dalam pengambilan kebijakan menjadi bukti nyata ketidaksetaraan tersebut,” tandasnya.

Meskipun Indonesia telah meratifikasi konvensi penghapusan diskriminasi terhadap perempuan, implementasinya masih jauh dari optimal.

Regulasi yang ada belum sepenuhnya mampu melindungi dan menghapus diskriminasi. Lebih jauh lagi, budaya patriarki yang masih kuat di masyarakat menjadi hambatan utama.

“Perempuan seringkali dianggap sebagai kelompok kedua, mengalami objektifikasi, dan belum mendapatkan hak yang setara dengan laki-laki,” ucapnya.

Bahkan, hambatan internal berupa kurangnya kepercayaan diri pada perempuan juga menjadi faktor penghambat, yang akarnya berasal dari pemahaman tradisional tentang peran gender sejak usia dini.

Baca Juga :  Ramadan 1446 H: Muhammadiyah Umumkan Awal Puasa Tahun 2025

Namun, di tengah tantangan tersebut, Anis Hidayah mengajak perempuan Indonesia untuk berani bersuara, melawan diskriminasi, dan memperjuangkan hak-hak mereka.

Dengan keberanian dan persatuan, perempuan Indonesia dapat menciptakan perubahan nyata menuju kesetaraan gender yang lebih adil dan setara.

“Perjuangan ini bukan hanya tanggung jawab perempuan sendiri, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan menghargai kontribusi perempuan dalam pembangunan bangsa,” ujarnya

Ia berharap dengan semangat Hari Perempuan Internasional ini dapat menginspirasi kita semua untuk terus berjuang demi terwujudnya kesetaraan gender di Indonesia. (red/ria)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *