SUARASMR.NEWS – Dalam dunia politik Indonesia, semangat perjuangan sering kali menjadi tema yang diangkat untuk membangkitkan kesadaran dan solidaritas di kalangan kader partai.
Salah satu tokoh yang mampu mengungkapkan hal ini melalui tulisannya adalah Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Hasto Kristiyanto. Dalam bukunya yang berjudul “Spiritualitas PDI Perjuangan.”
Hasto mencoba menggambarkan bagaimana semangat perjuangan yang harus dibangun dan dipertahankan oleh setiap kader PDIP. Buku ini merupakan salah satu dari lima buku yang ditulis oleh Hasto selama ia berada di dalam rutan KPK.
Dalam karyanya, Hasto tidak hanya berfokus pada perjuangan politik, tetapi juga mengaitkannya dengan cita-cita Indonesia Raya.
Ini menunjukkan bahwa bagi Hasto, perjuangan bukan hanya sekadar urusan politik, melainkan juga merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun kesadaran hukum.
Selain “Spiritualitas PDI Perjuangan,” Hasto juga menulis buku lain berjudul “Suara Kemanusiaan.” Buku ini lebih berfokus pada cita-cita kemanusiaan dan keadilan.
Dengan dua buku tersebut, Hasto berharap dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada para kader PDIP serta masyarakat luas untuk terus berjuang demi kebaikan bangsa.
Namun, di sisi lain, Hasto saat ini menghadapi kasus dugaan perintangan penyidikan perkara korupsi dan suap. Ia didakwa menghalangi atau merintangi penyidikan perkara korupsi yang menyeret Harun Masiku sebagai tersangka dalam rentang waktu 2019-2024.
Dalam kasus ini, Hasto diduga memerintahkan Harun untuk merendam telepon genggam miliknya ke dalam air setelah kejadian tangkap tangan oleh KPK terhadap anggota KPU periode 2017-2022 Wahyu Setiawan.
Selain itu, Hasto juga disebutkan memerintahkan ajudannya, Kusnadi, untuk menenggelamkan telepon genggam sebagai antisipasi upaya paksa oleh penyidik KPK.
Uang diduga diberikan dengan tujuan agar Wahyu mengupayakan KPU untuk menyetujui permohonan pergantian antarwaktu (PAW) calon anggota legislatif terpilih dari Dapil Sumatera Selatan (Sumsel) I atas nama Riezky Aprilia kepada Harun Masiku.
Kasus ini tentunya menjadi sorotan dari masyarakat dan pihak terkait. Dalam menghadapi situasi seperti ini, penting bagi para kader PDIP dan masyarakat untuk tetap memegang teguh semangat perjuangan yang telah diungkapkan oleh Hasto dalam bukunya.
Semangat perjuangan yang tulus dan penuh dedikasi adalah hal yang sangat penting untuk menjaga keutuhan dan keberlanjutan partai serta bangsa. Dengan demikian, diharapkan setiap kader PDIP dapat terinspirasi dan terus berjuang demi kebaikan dan kemajuan Indonesia. (red/hil)