SUARASMR.NEWS – Ramadan Light Festival (RLF) 2025 di Solo bukan sekadar festival lampu, melainkan perayaan kebersamaan dan kreativitas yang menyatukan warga.
Sejak 1 Maret 2025, Jalan Jenderal Sudirman hingga Pasar Gede berubah menjadi galeri cahaya spektakuler. 23 instalasi lampion Islami, termasuk 14 instalasi raksasa yang membentang di sepanjang jalan, menjadi bukti kolaborasi luar biasa 28 SMA di Solo termasuk SMA Negeri 1-9, SMA Al Abidin, dan SMA Muhammadiyah.
“Kami sengaja menyerahkan desain lampion kepada pelajar. Ini cara memberi ruang bagi ide segar generasi muda, sekaligus memupuk rasa memiliki terhadap kota,” ujar Satmaka, Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surakarta saat dikonfirmasi suarasmr.news, Jumat (14/3/2025).
Keunikannya terletak pada keterlibatan langsung siswa dalam mendesain lampion, mengasah kreativitas dan semangat gotong royong mereka. Tiga lampion raksasa bahkan dirancang secara kolaboratif, menunjukkan betapa besarnya potensi generasi muda dalam menciptakan karya indah.
Lebih dari sekadar hiasan, lampion-lampion ini melambangkan toleransi, menunjukkan bahwa Solo merayakan Ramadan dengan semarak cahaya yang sama seperti saat Imlek dan Natal. Suasana semakin meriah dengan Kampung Ramadan di halaman Balai Kota, menyajikan beragam takjil dan kuliner tradisional dari 50 stan UMKM.
Setiap Jumat dan Sabtu malam, panggung budaya menampilkan bakat siswa SMA, dari musik Islami hingga lomba tahfidz Qur’an, menawarkan pengalaman Ramadan yang unik dan berkesan.
Bayangkan keluarga-keluarga yang berbuka puasa bersama, berfoto di antara gemerlap lampion, menikmati kebersamaan di tengah keindahan cahaya. Salah satu pengunjung asal Bandung Habibah mengaku terpikat oleh viralnya festival ini di media sosial.
“Saya datang dari Bandung sangat senang bisa berkumpul bersama keluarga disini untuk mengurangi kejenuhan, dan benar-benar merasa terhibur,” ujar Habibah penuh semangat.
Menurutnya RLF 2025 membuktikan bahwa kesederhanaan dapat menjadi kekuatan. Konsep religius yang konsisten, dipadukan dengan semangat kebersamaan, menciptakan suasana hangat dan penuh makna.
Festival yang berlangsung hingga 31 Maret ini tidak hanya menjadi destinasi wisata religi, tetapi juga cetak biru kolaborasi antara pemerintah, pelajar, dan pelaku UMKM.
Festival ini bukan hanya perayaan Ramadan, tetapi juga cerminan semangat persatuan dan kreativitas masyarakat Solo yang inspiratif. Cahaya lampion di RLF 2025 menjadi simbol harapan, menyinari kebersamaan dan toleransi di tengah masyarakat. (red/adib)