SUARASMR.NEWS – Kementrian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesi (PHRI), sebagai mitra strategis, berkomitmen bersama mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia.
“PHRI adalah mitra strategis Kemenekraf karena kami memahami bahwa rantai nilai ekonomi kreatif sangat beririsan dengan anggota PHRI,” kata Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf), Teuku Riefky Harsya dalam keterangan pers yang diterima suarasmr.news, Minggu (13/4/2025)
Menekraf Teuku Riefky menyebut, bahwa kerja sama ini diwujudkan melalui nota kesepahaman yang ditandatangani pada 11 Februari lalu, dan akan diimplementasikan meskipun menghadapi tantangan global.
“Kami telah menandatangani nota kesepahaman bersama pada 11 Februari lalu, dan siap mengimplementasikan kerja sama tersebut dengan berbagai keterbatasan yang ada,” ujar Menekraf Riefky.
Tantangan tersebut meliputi dinamika efisiensi dan ketegangan geopolitik yang berdampak pada sektor perhotelan dan restoran.
Menekraf Riefky Harsya menekankan pentingnya adaptasi dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sosialisasi ekonomi kreatif kepada pemerintah daerah.
“Situasi geopolitik global memaksa kita untuk beradaptasi. Namun, kami tetap aktif menyosialisasikan pentingnya ekonomi kreatif kepada pemerintah daerah,” katanya
Sosialisasi ini telah dilakukan kepada 514 kepala daerah terpilih, dengan harapan mereka dapat memahami peran ekonomi kreatif sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah dan membantu menyelesaikan permasalahan di lapangan.
“Harapannya, kepala daerah dapat lebih memahami pentingnya ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi daerah serta dapat membantu menyelesaikan permasalahan secara konkret,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Umum PHRI Hariyadi B. S. Sukamdani, mengungkapkan bahwa industri hotel dan restoran saat ini tengah menghadapi tantangan besar, terutama penurunan penjualan secara signifikan di berbagai wilayah.
“Pasar pemerintah yang selama ini menyumbang sekitar 40 persen pendapatan sektor ini ternyata tidak cukup solid. Oleh karena itu, kami mendorong bagi pelaku usaha untuk dapat melakukan pencarian pasar baru dan peningkatan kolaborasi antara asosiasi dengan pemerintah,” ujar Hariyadi.
Ia menambahkan bahwa menurut data BPS, jumlah kamar hotel di Indonesia mencapai 800 ribu unit, dengan proporsi 50:50 antara hotel berbintang dan non-berbintang. Selain itu, potensi fasilitas ruang pertemuan yang dimiliki masih belum dimaksimalkan.
“Industri ini mampu menghadirkan aksi nyata perluasan lapangan pekerjaan,” sambung Hariyadi.
Di bawah kepemimpinan Menekraf Teuku Riefky Harsya dan Wamenekraf Irene Umar, Kemenekraf dalam 5 tahun menargetkan pencapaian 27 juta lapangan kerja khususnya generasi muda, dalam tujuan menciptakan lapangan kerja yang berkualitas.
Kemenekraf mendorong 17 subsektor ekraf untuk mewujudkan visi misi Prabowo-Gibran, khususnya Asta Cita nomor 3, yaitu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif.
Melalui penguatan ekosistem secara hexahelix, Kementerian Ekraf/Badan Ekraf diyakini akan mampu menjadi the new engine of growth atau mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah.
PHRI sendiri mengakui tantangan penurunan penjualan yang signifikan di berbagai wilayah, menunjukkan pentingnya kolaborasi ini untuk menghadapi situasi tersebut dan bersama-sama membangun industri yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Kolaborasi ini menjanjikan masa depan yang cerah bagi ekonomi kreatif Indonesia, dengan potensi pertumbuhan yang signifikan melalui sinergi antara sektor perhotelan dan restoran dengan berbagai elemen ekonomi kreatif lainnya.
Diharapkan kerja sama ini dapat menghasilkan solusi inovatif dan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Dalam kunjungan ini, Menekraf Riefky turut didampingi oleh Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif, Cecep Rukendi, Direktur Pengembangan Sistem Pemasaran dan Hubungan Kelembagaan, Radi Manggala, serta Direktur Kuliner, Andi Ruswar. (red/akha)