Turyapada Tower: Solusi Modernisasi Siaran di Bali?

oleh -736 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Gubernur Bali, Wayan Koster, berencana merobohkan menara-menara komunikasi yang dianggapnya “berserakan dan jorok” di Bali. Pemprov dan DPRD Provinsi Bali bakal menyiapkan peraturan daerah (Perda) agar bisa menindak tower-tower yang dia sebut berserakan dan jorok itu.

Rencana ini muncul seiring peresmian Turyapada Tower, sebuah menara komunikasi setinggi 1.521 mdpl di Buleleng, yang diklaim mampu menjangkau 90% wilayah Buleleng dan sebagian Jembrana dengan siaran TV digital.

banner 719x1003

“Nanti kami akan keluarkan peraturan agar tower (lainnya) tersebut dirobohkan. Dicabut supaya tidak lagi jorok dan mengganggu di berbagai tempat, sehingga cukup pakai Turyapada Tower saja,” ujar Koster seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima suarasmr.news, Minggu (20/4/2025).

Menara ini dibangun dengan konstruksi kokoh, diperkirakan bertahan hingga 500 tahun, dan menawarkan siaran gratis selama enam bulan sebagai insentif bagi stasiun televisi untuk bergabung.

Menurutnya, keunggulan Turyapada Tower terletak pada jangkauannya yang luas dan konstruksi yang tahan lama. Dengan menggunakan menara ini, diharapkan siaran TV digital dan komunikasi di Bali utara akan semakin mudah diakses.

Saat ini, Turyapada Tower telah menyiarkan siaran sepuluh stasiun televisi dari VIVA Group, MNC Group, dan selanjutnya direncanakan dapat bertambah hingga lebih dari 30 stasiun. Koster menyebut beberapa stasiun televisi yang akan bergabung, antara lain grup Metro TV, TVRI, dan Nusantara TV.

Koster menyarankan stasiun TV digital di Bali menggunakan Turyapada Tower karena bebas biaya alias gratis saat tahap uji coba selama enam bulan. Biaya sewa akan dikenakan setelah masa uji coba berakhir.

banner 484x341

“Sehingga ini akan menjadi sumber pendapatan Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten Buleleng,” ujar Koster.

Untuk diketahui, Turyapada Tower memiliki fungsi utama sebagai menara komunikasi TV digital, radio, dan seluler. Bangunan yang terdiri dari 10 lantai itu bertujuan untuk mengatasi blank spot siaran televisi di wilayah Bali utara, khususnya Buleleng.

Baca Juga :  Bapenda Kota Batu Tertipkan Pajak Vila Untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

Sebelumnya, masyarakat di Bali utara harus memasang parabola jika hendak menonton siaran televisi. Selain itu, kawasan Turyapada Tower diharapkan bisa menjadi destinasi wisata baru di Bali utara.

Koster pun bakal melanjutkan pembangunan kawasan sekaligus akses jalan dari shortcut menuju Turyapada Tower.

“Pemprov Bali merencanakan pembangunan jalan menuju menara itu dapat dimulai pada pertengahan Juni 2025 dengan estimasi pengerjaan selama setahun,” jelasnya.

Lebih lanjut Koster juga mengatakan, bahwa setelah rampung, kawasan Turyapada Tower sudah bisa beroperasi menjadi sebuah destinasi wisata baru yang diklaim berkelas dunia.

Gagasan membangun infrastruktur komunikasi yang modern dan terpusat seperti Turyapada Tower patut diapresiasi sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan komunikasi di Bali.

Keberhasilan rencana ini akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun infrastruktur komunikasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. (red/luh)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *