SUARASMR.NEWS – Kedatangan Anthem of the Seas, kapal pesiar terbesar di dunia yang pernah berlabuh di Pelabuhan Tanjung Benoa, Bali, pada 28 Februari 2025, menandai momen penting bagi pariwisata Bali.
Kapal milik Royal Caribbean Cruise Lines ini membawa lebih dari 5.829 orang, antara penumpang dan awak kapal, menginjeksikan semangat baru bagi perekonomian lokal.
Sebelum tiba di Benoa, kapal ini singgah di Pelabuhan Celukan Bawang, Buleleng, menunjukkan potensi pengembangan pariwisata di Bali utara. Kehadiran ribuan wisatawan dipastikan berdaya beli tinggi.
Kedatangan kapal disambut meriah dalam acara seremonial yang dihadiri sejumlah pejabat. Yakni, Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa, Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana, Gubernur Bali Wayan Koster, Deputi Staf Kepresidenan Syska Hutagalung, serta Komisaris Pelindo Jodi Mahardika.
Wakil Menteri Pariwisata dan Gubernur Bali menekankan dampak positifnya terhadap sektor pariwisata, menganggapnya sebagai strategi efektif untuk menarik wisatawan berkualitas.
“Dengan jumlah penumpang lebih dari 5.000 orang, kedatangan Anthem of the Seas akan sangat berdampak pada perekonomian, khususnya sektor pariwisata di Bali,” ujar Wamenpar Puspa dikutip suarasmr.news, Minggu (2/3/2025).
Para penumpang, yang umumnya memiliki kemampuan ekonomi yang kuat, diharapkan akan berkontribusi signifikan terhadap berbagai sektor ekonomi, mulai dari perhotelan, kuliner, hingga kerajinan lokal.
“Dengan jumlah penumpang lebih dari 5.000 orang, kedatangan Anthem of the Seas akan sangat berdampak pada perekonomian, khususnya sektor pariwisata di Bali,” ujar Wamenpar Puspa.
Sementara itu, Gubernur Koster menilai kedatangan kapal pesiar seperti Anthem of the Seas merupakan bagian dari strategi pengembangan pariwisata Bali, terutama untuk menarik wisatawan berkualitas.
“Penumpang kapal pesiar ini umumnya wisatawan yang mampu secara ekonomi. Wisata itu kan kebutuhan tersier, jadi mereka pasti punya daya beli tinggi. Tadi saya cek, mereka juga tertib dalam membayar,” ujar Koster.
Koster menyebut tahun ini diperkirakan ada sekitar 70 kapal pesiar besar yang akan singgah di Bali menunjukkan potensi ekonomi yang luar biasa.
“Bayangkan, satu kapal bisa membawa sekitar 4.000 orang. Kalau dihitung, dampaknya besar bagi perekonomian lokal. Memang kalau dibandingkan dengan wisatawan yang datang lewat udara masih jauh, tapi ini tetap sangat bagus,” tambahnya
Meskipun jumlah wisatawan yang datang melalui jalur laut masih lebih sedikit dibandingkan jalur udara, dampak ekonomi yang dihasilkan tetap signifikan dan menjanjikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Pemerintah pusat pun mendukung pengembangan Pelabuhan Celukan Bawang untuk semakin meningkatkan aksesibilitas dan menarik lebih banyak kapal pesiar ke Bali utara.
Kedatangan Anthem of the Seas menjadi bukti nyata potensi pariwisata maritim Bali dan menginspirasi optimisme untuk masa depan yang lebih cerah bagi perekonomian daerah.
Ini adalah langkah maju yang menggembirakan, menunjukkan bagaimana pariwisata dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. (red/niluh)