Identitas Partai: Pelajaran dari Pemilu Amerika untuk Sistem Politik Indonesia

oleh -695 Dilihat
banner 468x60

Oleh: Mahsus Zaenal Arif. 

SUARASMR.NEWS – Hasil pemilu terakhir di Amerika Serikat 2024 mencengangkan semua pihak, antara lain karena kemenangan sosok kontroversial dan “urakan” bernama Donald Trump.

banner 719x1003

Namun menyajikan banyak pelajaran, khususnya bagi kita di Indonesia yang tengah berupaya memperbaiki sistem politik. Salah satu aspek yang menarik perhatian adalah “identitas partai”, atau dalam kata lain, “kelamin” partai.

Di Amerika, dua partai besar, Republik dan Demokrat, memiliki identitas yang jelas dan relatif konsisten, meskipun mengalami evolusi dari waktu ke waktu, tetap dinamis, identitas dan kelamin partaipun tetap bisa dikenali dengan jelas.

Partai Republik dikenal dengan ciri utamanya, perlawanan terhadap pajak tinggi. Mereka percaya bahwa pajak rendah akan mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui efek domino.

Partai Republik percaya bahwa pajak yang rendah akan memberikan insentif untuk pertumbuhan ekonomi. Pajak yang rendah akan mendorong korporasi untuk berkembang.

Pada gilirannya ini akan membuka lapangan pekerjaan, dan dengan demikian konsumsi juga akan tumbuh. Kesejahteraan rakyat didapat melalui efek dari pertumbuhan ekonomi.

banner 484x341

Sementara Partai Demokrat berangkat dari asumsi yang berbeda. Pajak yang tinggi, bagi partai ini, harus dikenakan secara progresif kepada orang-orang kaya dan korporasi, untuk membiayai subsidi berpendapat sama-sama kesejahteraan lain bagi rakyat.

Terutama untuk membiayai program kesejahteraan rakyat seperti asuransi dan pendidikan. Mereka berpendapat bahwa hak-hak kesejahteraan harus dijamin terlebih dahulu agar rakyat dapat berpartisipasi aktif dalam aktivitas sosial dan ekonomi.

Perbedaan filosofi politik ini melahirkan pilihan kebijakan yang berbeda pula. Partai Republik cenderung memotong atau menghilangkan skema subsidi dan “welfare” bagi rakyat, sementara Partai Demokrat berjuang untuk meningkatkan subsidi. Kedua pendekatan ini memiliki risiko masing-masing.

Baca Juga :  Kemenangan Pramono Anung - Rano Karno Sudah di Depan Mata 

Dengan kata lain, rakyat harus menjadi manusia yang bermartabat dulu sebelum mereka terlibat dalam dunia kerja atau dalam dunia politik sebagai warga negara yang memberikan suara dan pendapatnya dalam “public affairs”. Rakyat tidak bisa menjadi manusia yang bermartabat jika tidak dijamin kebutuhan dasarnya, yaitu kesehatan dan pendidikan.

Sejarah politik modern Amerika adalah sejarah kekuasaan yang gonta-ganti antara dua partai ini. Jika rakyat bosan dan jengkel dengan Partai Demokrat seperti dlm pemilu terakhir, mereka akan memilih Partai Republik. Begitu juga sebaliknya.

Menyaksikan politik Amerika adalah menyaksikan semacam “ayunan” antara dua partai dengan karakteristik menonjol ini: Partai Republik dan Partai Demokrat. Setelah pemilu terakhir pada 5 November lalu, Partai Republik menang? dan menang dengan mutlak. Menang pada level “popular vote”, “electoral college”, dan pada level Kongres, baik Senat maupun DPR.

Jarang ada partai menang secara “trifecta” atau mutlak seperti ini. Kemenangan mutlak seperti ini hanya bisa diterangkan dengan satu hal saja, rakyat muak sekali pada partai tertentu, dalam hal ini Partai Demokrat. Dengan kemenangan Partai Republik ini, kita sudah bisa menduga.

Kebijakan seperti apa yang akan ditempuh. Kita sudah bisa menduga, pajak pasti akan turun (tax cut), subsidi-subsidi untuk kesejahteraan juga dengan sendirinya akan turun, dan defisit anggaran belanja juga biasanya turun karena biaya-biaya subsidi dipotong.

Kesimpulan saya adalah, kita bisa menduga jenis-jenis kebijakan yang akan diambil oleh sebuah partai karena “warna partai” jelas. Kejelasan warna partai ini sangat penting, terutama bagi “swing voters”, pemilih-pemilih yang masih bingung.

Keadaan inilah yang tak ada di Indonesia. Kita sulit mengenali partai politik di sini melalui isu-isu yang mereka perjuangkan. Umumnya kita mengenali partai melalui tokoh dan selebriti yang menghuni daftar caleg mereka. Menurut saya, ini keadaan kurang baik dan kurang mendidik masyarakat.

Baca Juga :  Potensi dan Tantangan Anak Muda dalam Politik

Melihat dinamika politik di Amerika, kita dapat mengambil pelajaran penting untuk memperbaiki sistem politik di Indonesia. Identitas partai yang jelas dan konsisten dapat membantu masyarakat memahami posisi dan program partai, sehingga mereka dapat memilih dengan lebih cerdas.

Selain itu, penting untuk membangun sistem politik yang memungkinkan partai untuk fokus pada program dan ideologi, bukan pada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Pemilu Amerika menunjukkan bahwa identitas partai yang kuat dapat menjadi faktor penting dalam membangun sistem politik yang stabil dan berkelanjutan.

Di Indonesia, kita perlu mendorong partai politik untuk memiliki identitas yang jelas dan konsisten, sehingga masyarakat dapat lebih mudah memahami dan memilih partai yang sesuai dengan nilai dan aspirasi mereka. (red/akha)

Penulis: Mahsus Zaenal Arif, Jurnalis Suara Media Rajawali.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *