SUARASMR.NEWS – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dimulai pada 6 Januari 2025 merupakan kabar gembira bagi anak-anak Indonesia. Program ini juga tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata memastikan bahwa program MBG tidak akan menambah defisit APBN yang ditargetkan sebesar 2,53 persen.
Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu), telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun dalam APBN 2025 untuk menjamin keberlangsungan program ini.
“Makanan bergizi gratis ini sudah ada di dalam APBN 2025, jadi sudah dianggarkan di dalam APBN 2025 sebesar Rp71 triliun,” ujar Isa dalam konferensi pers, dikutip suarasmr.news pada Rabu (8/1/2025).
Anggaran yang telah disiapkan telah memperhitungkan kebutuhan program ini sehingga tidak akan membebani keuangan negara.
“Jadi apakah ini akan menyebabkan tambahan defisit di 2025? Mestinya tidak karena sudah kita anggarkan, jadi sudah bagian dari APBN 2025, sudah diperhitungkan untuk berkira-kira target defisit kita tahun 2025 itu 2,53 persen,” tambahnya.
Program MBG yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN) ini dilaksanakan secara bertahap melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), menyesuaikan jadwal sekolah.
Makanan yang disediakan dirancang untuk memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian, dengan porsi makan pagi menyumbang 20-25 persen dan makan siang 30-35 persen dari kebutuhan gizi harian.
Hal ini menjamin anak-anak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. BGN menargetkan penerima manfaat program ini di wilayah terpencil, terdepan, dan terluar (3T) untuk memastikan cakupan yang merata.
Pelaksanaan program melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, koperasi, dan sektor swasta, untuk memastikan kelancaran distribusi.
Selain memenuhi kebutuhan gizi, Program MBG juga memiliki misi edukasi. Masyarakat akan diberi pemahaman tentang pentingnya pola makan sehat dan gizi seimbang. BGN berharap melalui edukasi ini, masyarakat dapat menerapkan kebiasaan gizi yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Program ini juga mendukung pemberdayaan ekonomi lokal. Dalam pengadaan bahan pangan, pemerintah akan melibatkan petani, nelayan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat, sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Meskipun beberapa daerah sempat menggunakan dana pribadi Presiden Prabowo Subianto untuk uji coba program, pemerintah kini telah memastikan pendanaan yang terstruktur dan berkelanjutan melalui APBN.
Ini menunjukkan komitmen pemerintah yang kuat untuk mewujudkan generasi Indonesia yang sehat dan cerdas melalui pemenuhan gizi yang optimal. Program MBG bukan hanya sekadar program makan gratis, tetapi investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. (red/akha)