SUARASMR.NEWS – Pada bulan Ramadhan, kegiatan ngabuburit menjadi salah satu momen paling orang nantikan. Pasalnya, pada waktu itulah orang-orang mengisi kegiatan sambil menunggu waktu berbuka. Bentuk kegiatannya pun macam-macam, ada yang sekadar berkumpul dengan teman atau hanya sekadar bersantai di rumah.
Menjelang Maghrib adalah waktu paling rentan untuk orang yang tengah menjalankan ibadah puasa. Daripada hanya mengisi waktu tersebut dengan bermalasan, aktivitas menarik saat ngabuburit dapat jadi pilihan terbaik.
Kata yang kini familiar di telinga masyarakat Indonesia, berasal dari bahasa Sunda. Kata dasar “burit” yang berarti sore, menunjukkan inti dari kegiatan ini mengisi waktu menunggu waktu berbuka puasa di bulan Ramadan.
Ketua Lembaga Budaya Sunda Universitas Pasundan, Hawe Setiawan mengatakan, ngabuburit berasal dari kata dasar burit yang berarti sore. Ia menjelaskan, istilah ini merujuk pada kegiatan untuk mengisi waktu sambil menunggu tibanya sore hari.
“Frase “ngalantung ngadagoan burit,” yang berarti bersantai sambil menunggu sore, lebih menggambarkan esensi dari tradisi ini. Lebih dari sekadar menunggu, ngabuburit adalah momen untuk menikmati waktu luang dengan berbagai aktivitas,” jelasnya.
Dahulu, kebiasaan ini sudah ada di tanah Sunda, seiring masuknya budaya Islam. Namun, pesona ngabuburit telah menyebar ke seluruh Indonesia.
Aktivitasnya pun beragam, mulai dari sekadar jalan-jalan santai, bermain bersama teman, hingga mencari takjil makanan dan minuman untuk berbuka puasa.
Hal ini menunjukkan adaptasi yang fleksibel, mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang mampu merangkul tradisi baru.
Bahkan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) telah memasukkan kata “ngabuburit,” menunjukkan pengakuan resmi atas istilah ini sebagai bagian dari perbendaharaan kata Indonesia.
Selain aktivitas duniawi, ngabuburit juga bisa diisi dengan kegiatan keagamaan seperti mendengarkan ceramah atau mengaji, menambah nilai spiritual di bulan Ramadan.
Ngabuburit lebih dari sekadar tradisi menunggu ia adalah refleksi dari semangat kebersamaan, kesabaran dalam menantikan berkah, dan kesempatan untuk memperkaya diri baik secara fisik maupun spiritual.
Tradisi ini menunjukkan betapa indahnya perpaduan budaya dan agama dalam kehidupan masyarakat Indonesia, menciptakan suasana Ramadan yang penuh makna dan keceriaan. (red/hil)