SUARASMR.NEWS – Pada Selasa tanggal 3 Juni 2025, pukul 00.35 WIB, Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengalami erupsi.
Kolom abu dari letusan tersebut mencapai ketinggian sekitar 700 meter di atas puncak, yang berada pada ketinggian sekitar 4376 meter di atas permukaan laut.
Abu vulkanik yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang menyebar ke arah barat daya.
Menurut laporan dari Petugas Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, Liswanto, A.P., saat laporan ini dibuat erupsi gunung tertinggi di pulau Jawa ini masih berlangsung.
Liswanto mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang aliran sungai Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak atau dari pusat erupsi.
Selain itu, masyarakat juga diimbau ntuk tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
Masyarakat di sekitar kawah/puncak Gunung Api Semeru juga harus mewaspadai potensi bahaya lontaran batu (pijar) dalam radius 3 km dari kawah.
Selain itu, perlu diwaspadai pula potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Diketahui bahwa Gunung Semeru masih berstatus Waspada atau Level II. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti imbauan tersebut memastikan keselamatan diri serta keluarga.
“Mari kita semua lebih berhati-hati dan mengikuti informasi dari otoritas terkait untuk menghindari segala bentuk bahaya yang mungkin terjadi akibat erupsi Gunung Semeru ini,” tutup Liswanto dalam keterangannya. (red/akha)