Bank Indonesia Perluas Klaster Cabai di NTB untuk Kendalikan Inflasi

oleh -280 Dilihat
banner 468x60

SUARA MEDIA RAJAWALI – Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus berupaya mengendalikan inflasi dengan memperluas klaster binaannya, khususnya untuk komoditas cabai. Salah satu contohnya adalah melalui Kelompok Tani Ai Ramena di Desa Buin Baru, Kecamatan Buer, Kabupaten Sumbawa.

Kepala BI Provinsi NTB Berry Arifsyah Harahap mengatakan BI mengembangkan demplot cabai di lahan seluas satu hektare (ha) di kelompok tani tersebut. Program ini tidak hanya sekedar menanam cabai, tetapi juga melibatkan berbagai tahapan untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan para petani.

banner 719x1003

“Bank Indonesia secara konsisten memperluas pengembangan klaster komoditas pangan unggulan. Itu sebagai bentuk upaya pengendalian inflasi dari sisi pasokan ataupun ketersediaan pasokan,” kata Berry Arifsyah Harahap melalui keterangan tertulis yang diterima, Minggu (22/3/2024).

Berry juga menjelaskan bahwa beberapa tahapan yang dilakukan BI meliputi; Peningkatan Kapasitas: Pelatihan pertanian organik dan penguatan kelembagaan diberikan kepada kelompok tani.

Perubahan Paradigma: Studi tiru dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan mengubah paradigma petani.

Peningkatan Akses Pasar: Kelompok tani dibantu untuk memperluas akses pasar, baik kepada pedagang besar maupun UMKM lokal.

Peningkatan Akses Pembiayaan: Kelompok tani dibantu untuk mendapatkan akses pembiayaan dari lembaga keuangan.

banner 484x341

Melalui program ini, BI berharap dapat berkontribusi aktif dalam pengendalian inflasi komoditas pangan, khususnya cabai di Pulau Sumbawa.

Program ini juga diharapkan dapat direplikasi oleh pemerintah daerah dan stakeholder lainnya untuk pengembangan komoditas ketahanan pangan di Provinsi NTB.

Program ini tidak hanya berfokus pada pengendalian inflasi, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani.

Dengan mengembangkan pertanian organik dan optimalisasi pemanfaatan limbah dan kotoran hewan, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat. (red/niluh)

Baca Juga :  ASEAN Menuju Masa Depan Berkelanjutan, Tantangan dan Peluang

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *