SUARASMR.NESW – Pilkada serentak 2024 telah usai, dan fokus kini beralih pada pembangunan infrastruktur yang mendukung kemajuan Bali. Meskipun rencana pembangunan bandara di Buleleng menjadi isu utama kampanye, perluasan infrastruktur pelabuhan, khususnya pelabuhan peti kemas di Bali utara.
Pelabuhan di Bali Utara merupakan kebutuhan yang tak kalah penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini ditekankan oleh Ari Danangga, Ketua bidang Perindustrian dan Perdagangan HIPMI Bali.
Data menunjukkan pertumbuhan signifikan nilai ekspor Bali, pada tahun 2023 dan bahkan lebih tinggi sebelum pandemi, yaitu pada tahun 2019. Angka ini membuktikan kontribusi besar sektor industri dan perdagangan terhadap perekonomian Bali.
“Tercatat Nilai Expor Bali bertumbuh sebesar 313.361.631 USD pada tahun 2023 dan 500.229.631 USD pada tahun 2019 sebelum pandemi, mengacu pada data dinas Perindustrian dan perdagangan provinsi Bali sebagai penerbit COO (Cerificate of Origine ) atau SKA (Surat Keterangan Asal), katanya kepada wartawan Sabtu (30/11/2024).
Namun, kapasitas Pelabuhan Benoa yang terbatas, terutama kedalamannya yang tidak memadai untuk kapal besar, menjadi kendala serius bagi peningkatan ekspor. Kapal-kapal besar terpaksa mencari pelabuhan alternatif di luar Bali, meningkatkan biaya dan waktu pengiriman.
Oleh karena itu, pembangunan pelabuhan peti kemas di Bali utara menjadi solusi yang sangat dibutuhkan. Lokasi di utara akan memperpendek jarak tempuh dan mengurangi biaya logistik untuk eksportir di wilayah Bali utara dan tengah.
Ia menilai, pemilihan Buleleng sebagai pelabuhan peti kemas untuk efisiensi pengiriman logistik yang lebih dekat dengan pulau Jawa. Hal ini menjadi penting karena beberapa produk ekspor Bali harus menggunakan metode trucking (jalur darat) ke pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya sebagai pelabuhan terdekat dengan Bali.
“Tentunya dampaknya harga Produk FOB akan menjadi lebih mahal, yang berakibat membahayakan daya saing dari sisi harga untuk produk Bali. Belum lagi risiko trucking dari Bali ke Surabaya dan biaya stuffing di pelabuhan Surabaya,” sebutnya.
Ari Danangga lebih lanjut menyampaikan, ide itu selaras dengan pernyataan Presiden Prabowo terkait Buleleng sebagai The New Hong Kong dan The New Singapore. Karena jika dilihat dari sisi positif, pernyataan tersebut akan mendukung Buleleng sebagai pusat perdagangan baru di Bali.
Ari Danangga juga menegaskan bahwa secara geografis laut Bali merupakan jalur kemaritiman internasional, jalur laut antara benua Australia dan benua Asia,
“Bayangkan apabila Buleleng bisa menjadi kapal induk Indonesia, bagaimana Bali akan maju seperti Hongkong dari pelabuhan, berapa Kapal Internasional (kapal) yang akan transit di Buleleng? Pastinya akan menambah pendapatan negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Buleleng pada khususnya, dan tentu saja untuk Bali ,” tandasnya.
Hal ini akan meningkatkan daya saing produk Bali di pasar internasional dan membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, tidak hanya bergantung pada sektor pariwisata.
Investasi dalam infrastruktur pelabuhan ini merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak positif signifikan bagi perekonomian Bali dan kesejahteraan masyarakatnya.
Keberhasilan pembangunan ini akan menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata di seluruh wilayah Bali. Semoga langkah ini segera direalisasikan untuk masa depan Bali yang lebih cerah. (red/niluh)