SUARASMR.NEWS – Operasi Keselamatan 2025 yang digelar Polri dari 10 hingga 23 Februari 2025 berfokus pada peningkatan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam berlalu lintas.
Kakorlantas Polri, Agus Suryonugroho mengatakan, operasi ini bukan sekadar penindakan, namun juga mengedepankan pendekatan humanis melalui sosialisasi, pembinaan komunitas, dan penyuluhan keselamatan berkendara.
“Tujuan operasi ini adalah meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam berlalu lintas. Selain itu, kami ingin meminimalisir angka pelanggaran serta kecelakaan di jalan,” ujar Agus saat wawancara bersama PRO3 RRI, dikutip suarasmr.news, Selasa (11/2/2025).
Hal ini sejalan dengan filosofi bahwa ketertiban berlalu lintas mencerminkan budaya dan disiplin bangsa. Tiga pendekatan utama diterapkan: preventif (pencegahan), preemtif (pengurangan risiko), dan penegakan hukum.
“Lalu lintas adalah cermin budaya bangsa, sehingga ketertiban di jalan mencerminkan disiplin masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan humanis lebih diutamakan dibandingkan dengan penindakan hukum,” kata Agus.
Menurut Agus dalam operasi ini penegakan hukum hanya 20% dari total tindakan, dengan prioritas awal diberikan pada sosialisasi dan edukasi. Strategi ini menunjukkan komitmen Polri untuk membangun kesadaran, bukan hanya memberikan sanksi.
Teknologi digital seperti CCTV dan ETLE juga dimaksimalkan untuk memantau lalu lintas dan mencatat pelanggaran secara otomatis. Langkah ini menunjukkan adaptasi Polri terhadap perkembangan teknologi untuk mendukung terciptanya keamanan dan ketertiban.
Lebih jauh lagi, Operasi Keselamatan 2025 juga merupakan persiapan menghadapi arus mudik Lebaran. Polri telah melakukan survei jalur, evaluasi infrastruktur, dan menyusun skenario rekayasa lalu lintas untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan.
“Kami telah menyusun skenario rekayasa lalu lintas seperti one way dan pengalihan arus. Dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kesiapan jalur mudik,” jelas Kakorlantas Polri, Agus Suryonugroho.
Operasi ini memberikan harapan besar terhadap terciptanya budaya tertib berlalu lintas di Indonesia. Dengan pendekatan yang humanis dan pemanfaatan teknologi, diharapkan kesadaran masyarakat akan keselamatan berkendara semakin meningkat.
Serta menciptakan jalan raya yang lebih aman dan nyaman bagi semua pengguna jalan. Semoga upaya ini berdampak positif dan berkelanjutan, membangun Indonesia yang lebih disiplin dan bertanggung jawab. (red/ria)
