SUARA MEDIARAJAWALI – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan fokus utama Kementerian ESDM saat ini adalah melakukan eksplorasi hulu minyak dan gas (migas) di wilayah Indonesia Timur.
Hal ini didasari oleh potensi penemuan cadangan baru yang besar di wilayah tersebut, yang diharapkan dapat meningkatkan produksi nasional. Ke depan selain mengoptimalkan sumur-sumur tua yang idle (menganggur) kita harus intervensi teknologi kepada sumur-sumur yang berjalan.
“Kita harus juga melakukan penetrasi terhadap eksplorasi baru. Nah di mana sumur-sumur baru itu? Lebih banyak di wilayah timur,” kata Bahlil di Jakarta, Rabu (9/10/2024).
Produksi minyak nasional pada tahun 2023 tercatat sebesar 606 ribu barel minyak per hari. Untuk meningkatkan angka ini, Kementerian ESDM menerapkan beberapa strategi, yaitu:
Optimalisasi sumur-sumur tua: Melakukan intervensi teknologi pada sumur-sumur yang masih aktif untuk meningkatkan efisiensi produksi.
Reactivasi sumur-sumur yang menganggur: Memperbaiki dan mengaktifkan kembali sumur-sumur yang sebelumnya tidak beroperasi.
Eksplorasi baru: Melakukan eksplorasi di wilayah-wilayah yang memiliki potensi besar, khususnya di Indonesia Timur.
Wilayah Indonesia Timur yang menjadi fokus eksplorasi meliputi blok migas di Buton-Sulawesi Tenggara, Seram-Maluku, Warim-Papua, Aru-Arafura, dan Timor. Beberapa blok di wilayah ini telah dilelang, salah satunya dimenangkan oleh Pertamina.
Kementerian ESDM juga telah memangkas proses perizinan kegiatan penambahan sumur migas dari 329 izin menjadi sekitar 150 izin. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses eksplorasi dan produksi migas.
Strategi ini diharapkan dapat mengurangi porsi belanja impor minyak dan gas nasional, mengingat potensi sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia masih besar.
Sebagai contoh, proyek di Banyu Urip di JawaTimur, yang dikerjakan oleh ExxonMobil telah berhasil meningkatkan lifting minyak dari 90-100 ribu Barrel Oil per Day (BOPD) menjadi 140-160 ribu BOPD.
Eksplorasi migas di wilayah Indonesia Timur merupakan langkah strategis untuk meningkatkan produksi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.
“Dengan fokus pada eksplorasi, optimalisasi, dan reaktivasi sumur, serta penyederhanaan proses perizinan, Kementerian ESDM optimis dapat mencapai target peningkatan produksi minyak dan gas nasional,” ujarnya. (akha)