“Pecalang Istri” Satuan Keamanan dan Ketertiban di Desa Adat Bali

oleh -783 Dilihat
banner 468x60

SUARASMR.NEWS – Pecalang istri, sebuah satuan keamanan dan ketertiban yang terdiri dari wanita, mulai hadir di desa adat di Bali untuk membantu kelancaran upacara keagamaan di pura.

Ketua Pecalang Istri Pura Luhur Batukaru Tabanan Ketut Paryati di Denpasar mengatakan, salah satu kegiatan utama mereka adalah mengawasi busana para pengunjung pura untuk memastikan ketertiban dan kesopanan.

banner 719x1003

“Mengatur masalah pakaian untuk ketertiban di pura, kami fokus dengan pakaian pada waktu sembahyang karena perkembangan zaman jadi kami tertibkan cara-cara berpakaian yang benar untuk ke pura,” kata Ketut Paryati, Sabtu (17/5/2025).

Dengan perkembangan zaman, mereka tertibkan cara berpakaian yang benar untuk ke pura. Saat ini, kelompok mereka berisi 17 wanita yang awalnya hadir untuk membantu kelancaran dan turut menjaga keamanan di lingkungan.

“Jika pecalang istri menemukan tindakan yang salah dari pengunjung pura, seperti berbusana tidak sopan, mereka dapat melaporkannya ke instansi terkait,” jelasnya.

Ketut Paryati menekankan bahwa tidak ada syarat khusus untuk bergabung menjadi pecalang istri, namun prinsipnya harus menyadari bahwa kerja mereka dilakukan secara ngayah atau tulus tanpa imbalan, kecuali diberikan dari uang milik pura yang dilayani.

“Saya harap di semua pura khayangan ada pecalang istri untuk menjaga, apalagi sekarang tren di pura ada kerauhan (kesurupan) dibantu pecalang pria malah kena fitnah,” ujarnya.

banner 484x341

Kehadiran pecalang istri ini mendapat tanggapan positif dari Majelis Desa Adat (MDA) Bali, terutama Pecalang Istri Pura Luhur Batukaru Tabanan yang menjadi pelopor.

MDA Bali menyatakan bahwa keberadaan pecalang istri sangat penting, terutama dalam memeriksa perempuan-perempuan, agar tidak ada pelanggaran etika.

“Karena kalau dalam memeriksa perempuan-perempuan kan harus ada pecalang istri, supaya tidak ada melanggar etika,” kata Ketua MDA Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet.

Baca Juga :  Krisna Oleh-Oleh Bali Singaraja, Pusat Oleh-Oleh Terlengkap di Buleleng

Meskipun pecalang bekerja ngayah, MDA Bali berpesan agar semakin banyak yang berminat menjadi pecalang istri atau membentuk kelompok dengan memegang prinsip ngayah atau tulus.

Mereka juga memastikan akan mendorong pemerintah daerah untuk mengapresiasi kerja para pecalang istri melalui pemberian insentif.

Ia berharap, kepemimpinan jajaran kepala daerah saat ini memberikan perhatian lebih terhadap eksistensi pecalang sebagai garda terdepan dalam menjaga adat dan budaya Bali, termasuk pecalang istri.

Dengan adanya pecalang istri, diharapkan ketertiban dan keamanan di lingkungan pura dapat terjaga dengan lebih baik, serta menjaga tradisi dan etika yang berlaku di desa adat Bali. (red/nil)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *