SUARASMR.NEWS – Pemerintah berupaya menjaga stabilitas produksi pangan dalam negeri dengan strategi yang cermat. Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menjelaskan rencana impor gandum khusus untuk pakan ternak sebagai langkah antisipatif.
Langkah ini diambil mengingat prediksi panen jagung yang melimpah tahun ini. Dengan produksi jagung dalam negeri yang ditargetkan mencapai 16,68 juta ton, melebihi kebutuhan sekitar 13 juta ton, impor jagung untuk pakan ternak dihentikan.
Impor gandum sebagai pengganti bertujuan untuk mencegah penurunan harga jagung akibat kelebihan pasokan, sehingga semangat petani tetap terjaga.
“Semangat petani menanam jagung luar biasa, kita tidak ingin semangat itu luntur gara-gara kita impor bahan-bahan yang mengganggu produksi jagung. Oleh karena itu, nanti ada pengganti jagung untuk pakan itu, ada gandum. Gandum untuk pakan itu harganya murah,” ujar Zulkifli Senin (6/1/2025).
Keputusan impor gandum ini akan dikaji lebih lanjut dalam rapat koordinasi terbatas untuk memastikan tidak mengganggu penyerapan jagung oleh pabrik pakan ternak dan menjaga stabilitas harga di pasar.
“Impor harus diputuskan dalam rakortas, karena kalau itu banjir, nanti jagungnya kan nggak terserap oleh pabrik-pabrik, karena sudah diganti oleh gandum ternak. Nanti sama harganya anjlok lagi, petani jadi sulit lagi. Jadi itu perlu dirakortaskan,” katanya.
Strategi ini selaras dengan komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor, seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto untuk beras, garam, dan gula konsumsi pada tahun 2025.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendukung petani dan memastikan ketahanan pangan nasional.
Diharapkan kebijakan ini dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani dan ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh masyarakat. (red/ria)