SUARASMR.NEWS – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, telah mengambil langkah proaktif untuk mengidentifikasi dan mitigasi potensi kerawanan tanah longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.
Rencana ini disampaikan oleh Khofifah selama kunjungannya ke Trenggalek pada Kamis (22/5/2025) sebagai respons terhadap kekhawatiran adanya aliran air bawah tanah yang dapat memicu longsor susulan dan membahayakan warga setempat.
“Pemprov Jatim akan membawa tim dari Universitas Brawijaya yang memiliki alat canggih untuk mendeteksi titik-titik rawan, termasuk indikasi adanya aliran air di bawah permukaan. Kalau intensitas hujan tinggi, jalan bisa terbelah,” kata Khofifah.
Tim ahli dari Universitas Brawijaya (UB) Malang akan diturunkan untuk membantu dalam proses identifikasi. Tim ini dilengkapi dengan alat canggih yang mampu mendeteksi titik-titik rawan, termasuk indikasi adanya aliran air di bawah permukaan.
Dengan intensitas hujan yang tinggi, jalan bisa terbelah, sehingga keberadaan tim ahli ini sangat penting untuk mendukung upaya mitigasi bencana secara terpadu.
Selain memetakan zona rawan, hasil identifikasi akan menjadi dasar relokasi warga yang masih tinggal di sekitar lokasi longsor. Di sejumlah titik, telah dipasang bendera semaphore sebagai penanda kawasan rawan longsor.
Pemerintah mengupayakan agar proses relokasi bisa dilakukan secepatnya, namun tetap mempertimbangkan akses warga terhadap sumber penghidupan.
“Titik relokasi sedang kami identifikasi agar tidak terlalu jauh dari mata pencaharian warga. Kalau lokasinya sesuai, pembangunan hunian bisa segera dilakukan,” ujar Khofifah.
Pemprov Jatim siap memfasilitasi pembangunan rumah hunian di lokasi baru, salah satunya dengan memanfaatkan lahan milik Pemprov yang sebelumnya digunakan untuk pelatihan oleh Dinas Pertanian.
Namun, proses relokasi tetap membutuhkan pendekatan sosial dan komunikasi intensif dengan warga terdampak maupun masyarakat sekitar.
“Tanah itu riwayat. Harus ada dialog dari hati ke hati, karena ini menyangkut sejarah hidup mereka. Tidak mudah memutuskan relokasi tanpa komunikasi yang baik,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga menyampaikan bahwa pencarian korban masih terus dilakukan. Serta memastikan bahwa setiap langkah yang diambil adalah yang terbaik untuk mencegah terjadinya bencana lebih lanjut.
Dengan demikian, upaya mitigasi bencana dan relokasi warga di Dusun Kebonagung merupakan langkah strategis yang diharapkan dapat mengurangi risiko longsor dan memberikan perlindungan bagi masyarakat setempat.
Sementara itu Kapolres Trenggalek telah menurunkan anjing pelacak untuk membantu proses evakuasi, sementara tim Inafis juga dikerahkan ke lokasi.
“Mohon doanya, semoga proses identifikasi dan pencarian korban berjalan lancar,” katanya. (red/adn)