SUARASMR.NEWS – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menggerakkan seluruh kekuatan darurat kementeriannya untuk memastikan bantuan pangan kemanusiaan melaju tanpa hambatan ke wilayah bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Bahkan, untuk daerah yang benar-benar terputus aksesnya, helikopter dikerahkan demi menjangkau warga yang masih terisolir.
“Penyaluran ke daerah-daerah terisolir menggunakan helikopter. Tim kami sudah bergerak,” tegas Amran dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (11/11/2025)
Hingga 10 Desember 2025, bantuan pangan non-reguler untuk Aceh mencapai alokasi 16.289 ton, dengan realisasi 3.415 ton (21%).
Sejumlah daerah justru bergerak lebih cepat dengan realisasi tembus 100%, di antaranya:
Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Selatan, Subulussalam, Singkil.
Namun beberapa wilayah masih tertinggal, seperti: Aceh Tengah (13%), Bener Meriah (34%), Aceh Tamiang (42%).
Untuk bantuan reguler—beras mencapai 10.613 ton dan minyak goreng 2,1 juta liter—realisasi keseluruhan baru 32%, dengan Sabang, Banda Aceh, hingga Lhokseumawe menjadi daerah tercepat menyelesaikan penyaluran.
Sebaliknya, Bireuen, Aceh Timur, Subulussalam, dan beberapa daerah lainnya masih berada pada kategori sangat rendah (0–10%).
Di Sumatera Utara, bantuan pangan bencana (non-reguler) dialokasikan sebanyak 6.527 ton, dengan realisasi 40%.
Daerah dengan penyaluran sempurna (100%) mencakup kota-kota besar seperti Medan, Binjai, Tebing Tinggi, hingga kabupaten seperti Deli Serdang, Serdang Bedagai, Toba, Samosir, Humbang Hasundutan, dan banyak lainnya.
Namun, beberapa daerah masih tertinggal jauh. Batu Bara baru 31%, Tapanuli Selatan bahkan 21%. Untuk bantuan reguler—beras 16.893 ton dan minyak goreng 3,3 juta liter—realisasi juga masih 32%.
Daerah tercepat dengan realisasi di atas 90% meliputi Binjai, Pematangsiantar, Toba, Asahan, hingga Labuhan Batu. Namun, ada daerah yang masih 0%, seperti Tapanuli Utara, Nias, Nias Barat, Nias Selatan, dan Tapanuli Tengah yang hanya 3%.
Sumatera Barat menjadi provinsi dengan kinerja paling tinggi. Bantuan non-reguler yang dialokasikan 795 ton telah tersalur 742 ton (93%), dengan hampir semua daerah mencatat realisasi 100%, kecuali Pesisir Selatan yang masih 88%.
Untuk bantuan reguler beras 6.794 ton, minyak goreng 1,3 juta liter hampir seluruh daerah mencapai 99–100%, kecuali beberapa titik seperti Solok (17%), Dharmasraya (51%), dan Sijunjung (65%).
Untuk mempercepat distribusi, Amran memerintahkan dua pejabat eselon I terbang langsung ke Aceh bersama Inspektorat Jenderal Kementan dan Deputi III Bapanas. Seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di wilayah bencana juga digerakkan tanpa jeda.
“Kami tugaskan Sumut kepada Pak Ali Jamil dan Deputi I Pak Ketut. Sumbar kepada Kepala SDM dan Brigjen Hermawan,” ujarnya.
Amran menegaskan para pejabat boleh kembali ke Jakarta bila perlu, tapi para direktur jenderal diwajibkan memperkuat tim tanggap darurat sampai situasi benar-benar pulih. (red/ria)












