SUARASMR.NEWS- Analisis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, pernyataan hawkish dari Kepala The Fed, Jerome Powell, dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) telah menyebabkan pelemahan tajam nilai tukar rupiah.
Menurutnya, rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat tajam pasca pertemuan FOMC yang dimana The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 bps (basis points).
“Namun Kepala The Fed, Powell memberikan pernyataan yang sangat hawkish akan prospek suku bunga dengan mengindikasikan hanya akan terjadi pemangkasan sebesar 50 bps tahun depan, turun dari 75-100 bps perkiraan sebelumnya,” kata Lukman, dalam keterangannya, Kamis (19/12/2024).
Alasan di balik pernyataan ini adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari 2 persen menjadi 2,5 persen. itu, inflasi inti Personal Consumption Expenditure (PCE) diperkirakan berkisar 2,4-2,8 persen, masih di atas target 2 persen. The Fed juga mengantisipasi kemungkinan kebijakan tarif Trump tahun depan.
Akibat dari pernyataan tersebut, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan berkisar antara Rp15.610-Rp16.300 per dolar AS. Keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6 persen menunjukkan komitmen lembaga tersebut dalam menjaga kurs mata uang Indonesia.
Suku bunga deposit facility dan lending facility juga tetap ditahan pada level masing-masing 5,25 persen dan 6,75 persen.
Pada Kamis pagi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah tajam 127 poin atau 0,79 persen menjadi Rp16.225 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.098 per dolar AS. Hal ini mencerminkan dampak langsung dari pernyataan hawkish Powell terhadap persepsi pasar terhadap nilai tukar rupiah.
Analisis ini menunjukkan bagaimana kebijakan moneter dan pernyataan dari otoritas moneter dunia dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara. Dengan memahami dinamika ini, pelaku pasar dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam mengelola risiko terkait mata uang. (red/akha)