Kenapa Bank Asing Memilih Hengkang dari Indonesia?

oleh -457 Dilihat
banner 468x60

SUARA MEDIARAJAWALI – Perbankan Indonesia tengah mengalami pergeseran strategi dari bank-bank asing. Sementara beberapa bank asal Amerika Serikat, Eropa, dan Australia memilih untuk hengkang, bank-bank Asia justru semakin gencar masuk ke pasar Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan, fenomena ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk persaingan yang ketat dengan bank-bank lokal, perubahan kebijakan di negara asal, dan fokus pada strategi bisnis yang berbeda.

banner 719x1003

Lebih lanjut Dian menjelaskan bahwa Bank asal Amerika Serikat, Eropa, Australia hengkang dari Indonesia karena kebijakan sentral dari bank.

“Mereka juga menyadari bersaing dengan bank-bank lokal untuk retail itu berat sekali sehingga mereka fokus ke korporasi,” ujar  Dian, dalam Focus Group Discussion Komisioner OJK dengan Redaktur Media Massa, di Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Bank-bank asal Barat, seperti Citibank dan Standard Chartered, memilih untuk keluar dari bisnis consumer banking di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh persaingan yang ketat dengan bank-bank lokal, yang memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang pasar domestik.

Selain itu, perubahan kebijakan di negara asal juga mendorong mereka untuk fokus pada pasar domestik. Di sisi lain, bank-bank Asia, seperti UOB dan Bangkok Bank, melihat potensi jangka panjang di pasar Indonesia.

Mereka melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dan populasi yang besar sebagai peluang untuk mengembangkan bisnis mereka.

banner 484x341

Bank-bank Asia juga memiliki strategi yang lebih terfokus pada pasar retail, yang memungkinkan mereka untuk bersaing secara efektif dengan bank-bank lokal.

Meskipun beberapa bank asing memilih untuk keluar dari Indonesia, hal ini tidak berarti bahwa pasar perbankan Indonesia tidak menarik bagi investor asing.

Baca Juga :  BTN Usulkan Tiga Skema KPR Subsidi untuk Wujudkan Program 3 Juta Rumah

Justru, pergeseran strategi ini menunjukkan bahwa bank-bank asing semakin fokus pada pasar yang lebih spesifik dan potensial di Indonesia.

Bank-bank Asia yang masuk ke Indonesia menunjukkan bahwa mereka percaya pada potensi jangka panjang pasar ini dan siap untuk bersaing dengan bank-bank lokal.

Dian menyebut keputusan Commonwealth Bank untuk melepas bisnisnya di Indonesia karena mendapatkan penugasan dari pemerintah Australia untuk fokus pada pembenahan perekonomian negara tersebut.

“Mereka memiliki long term view, Indonesia merupakan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Saya ketemu dengan investor Cina, Jepang, mereka siap komitmen untuk akuisisi bank-bank yang ada,” kata Dian.

Beberapa bank besar Asia menunjukkan ekspansinya di Indonesia. Bangkok Bank asal Thailand menjadi pemegang saham pengendali PT Bank Permata Tbk (BNLI) setelah membeli saham milik Stanchart dan PT Astra International Tbk (ASII) pada 2020.

Tahun lalu, Industrial Bank of Korea menjadi pemegang saham pengendali PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) dengan suntikan modal senilai Rp 1 triliun. KB Kookmin Bank Ltd asal Korea Selatan menguasai PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), dengan nilai suntikan modal yang telah dikucurkan lebih dari Rp 8 triliun.

Bank-bank besar asal Jepang juga menguasai sejumlah bank di Indonesia. Misalnya, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) yang 92,47% sahamnya dikuasai oleh MUFG Bank. PT Bank BTPN Tbk (BTPN) yang baru-baru ini berganti nama menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk, dimiliki oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).

Pergeseran strategi bank-bank asing di Indonesia menunjukkan bahwa pasar perbankan Indonesia terus berkembang dan menarik bagi investor asing.

Meskipun beberapa bank memilih untuk keluar, bank-bank Asia justru semakin gencar masuk ke pasar ini. Hal ini menunjukkan bahwa bank-bank asing melihat potensi jangka panjang di Indonesia dan siap untuk bersaing dengan bank-bank lokal. (red/ria)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *