SUARASMR.NEWS – Jakarta kembali menjadi saksi pertemuan penting dua tokoh besar Asia Tenggara. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Pertemuan ini bukan sekadar pertemuan kenegaraan biasa. Di balik agenda resmi, terselip kisah persahabatan panjang yang telah terjalin hampir setengah abad sebuah hubungan yang dimulai jauh sebelum keduanya menduduki jabatan tertinggi di negara masing-masing.
Pertemuan ini menjadi momen bersejarah dalam kelanjutan Annual Consultation antara Indonesia dan Malaysia, tradisi diplomatik dua negara serumpun yang dimulai sejak 2004. Terakhir kali forum ini digelar pada 2017 di Kuching, Sarawak, Malaysia. Kini, setelah tujuh tahun terhenti, semangat konsultasi itu kembali dihidupkan di Jakarta.
“Pertemuan ini diharapkan memperkuat hubungan bilateral dan membahas isu-isu strategis, termasuk kerja sama lintas bidang,” tulis keterangan resmi dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden diterima suarasmr.news, Selasa (29/7/2025).
PM Anwar tiba di Jakarta pada Senin malam, 28 Juli 2025, sekitar pukul 20.00 WIB, melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma. Kedatangannya disambut secara hangat dan penuh kehormatan oleh Menteri Luar Negeri Sugiono.
Serta Mendagri Tito Karnavian, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, serta pejabat tinggi lainnya dari Indonesia dan Malaysia. Pasukan jajar kehormatan turut menyambut langkah PM Anwar menuju kendaraan resminya.
Kunjungan ini bukan yang pertama dalam tahun ini. Sebelumnya, Anwar juga menyempatkan diri berkunjung ke Indonesia pada 27-28 Juni 2025, dalam suasana yang lebih personal dan sarat makna persahabatan.
“Hubungan saya dengan Saudara Prabowo bukan hanya antarnegara. Kami adalah sahabat sejak hampir setengah abad. Ini tentang silaturahmi yang dijaga dengan setia,” ujar Anwar dengan penuh penghargaan dalam salah satu pernyataannya.
Pertemuan Prabowo-Anwar kali ini tak hanya memperkuat fondasi diplomasi dua negara. Ia juga menjadi penanda bahwa di balik politik, ada ruang untuk nilai-nilai persaudaraan yang langgeng. Dua sahabat lama kini berdiri sebagai pemimpin siap membuka lembaran baru kerja sama strategis demi kemajuan kawasan. (red/ria)
