SUARASMR.NEWS – Permasalahan pailitnya PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara, mendapat perhatian serius dari Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.
Menperin tengah melakukan pendekatan kepada kurator Sritex untuk memastikan perusahaan tetap beroperasi dan menghindari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal.
“Jadi kami akan melakukan pendekatan dengan mereka, dengan kurator. Agar kita sama-sama mengedepankan kepentingan nasional kita. Dan mengajak kurator itu juga bisa merasakan, untuk melihat pentingnya sektor tekstil,” kata Menperin Agus di Jakarta, Jumat (3/1/2025).
Keputusan ini didasari oleh kompleksitas permasalahan Sritex yang melampaui putusan pailit, serta mempertimbangkan dampak besar terhadap perekonomian nasional.
Sritex memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, bukan hanya karena jumlah karyawannya yang besar, tetapi juga karena kredibilitasnya di pasar internasional.
Keberlangsungan produksi Sritex mencegah hilangnya pangsa pasar ekspor Indonesia ke tangan produsen asing. Jika Sritex berhenti beroperasi, mengisi kekosongan pasar tersebut dengan produk dalam negeri mungkin sulit, mengakibatkan kerugian bagi Indonesia.
“Kredibilitas dari produk-produk mereka kan cukup baik. Mereka banyak diekspor, kalau mereka berhenti produksi, maka pasar yang selama ini diisi oleh Sritex, kalau diisi oleh industri dalam negeri lainnya, mungkin tidak ada masalah. Tapi kalau diisi oleh produsen dari negara-negara lain, itu rugi di kita,” katanya.
Upaya Menperin ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga sektor industri tekstil dan melindungi tenaga kerja. Pendekatan yang dilakukan diharapkan dapat menemukan solusi yang menguntungkan semua pihak, menjaga keberlangsungan Sritex, dan mempertahankan posisi Indonesia di pasar internasional.
Diharapkan upaya ini berhasil dan menjadi contoh bagaimana pemerintah dapat berperan aktif dalam mengatasi tantangan di sektor industri. Ini merupakan langkah positif yang menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap nasib pekerja dan perekonomian nasional. (red/band)
