SUARASMR.NEWS – Pemerintah tengah gencar berupaya meningkatkan lifting minyak nasional untuk mengatasi ketimpangan antara kebutuhan dan pasokan minyak dalam negeri.
Salah satu strategi yang dijalankan adalah dengan mengoptimalkan produksi minyak dari sumur-sumur idle di wilayah kerja migas.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 301 wilayah kerja migas yang belum memiliki Plan of Development (POD).
Hal ini menunjukkan potensi besar yang belum tergarap. Selain itu, terdapat sekitar 4.500 sumur idle well yang dapat dioptimalkan untuk menambah lifting.
“Kita punya 4.500 sumur idle well yang harus dilakukan dan ini salah satu program utama presiden untuk bagaimana bisa mewujudkan kemandirian energi,” kata Bahlil.
Bahlil Lahadalia juga menjelaskan bahwa hari ini Kementerian ESDM mengadakan rapat internal sedikit dengan Kepala Badan Investigasi Khusus, Pengendalian Pembangunan juga dengan komisaris pertamina.
“Kita membahas beberapa langkah penting dalam rangka meningkatkan lifting karena kita tahu cadangan minyak kita yang sudah ada sekitar 301 wilayah kerja namun hingga kini belum POD. Ini akan kita lakukan,” kata Bahlil kepada awak media, Senin (4/11/2024).
Sumur-sumur idle ini didefinisikan sebagai lapangan produksi yang tidak diproduksikan selama dua tahun berturut-turut, lapangan dengan POD selain POD ke-1 yang tidak dikerjakan selama dua tahun berturut-turut, atau struktur pada WK eksploitasi yang telah mendapat status discovery dan tidak dikerjakan selama tiga tahun berturut-turut.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot, menambahkan bahwa sekitar 6.000 sumur potensial sedang diidentifikasi untuk mengetahui penyebab idle-nya. Apakah cadangannya mulai menipis atau memerlukan intervensi teknologi untuk meningkatkan produksi.
“Sekitar 6.000 sumur potensial sedang kita identifikasi permasalahannya. Apakah cadangannya mulai menipis, apakah perlu intervensi teknologi untuk peningkatan produksi,” jelasnya.
Upaya optimalisasi sumur idle ini merupakan salah satu program utama Presiden untuk mewujudkan kemandirian energi di Indonesia.
Dengan mengoptimalkan potensi yang ada, diharapkan lifting minyak nasional dapat meningkat dan membantu mengurangi ketergantungan pada impor minyak.
Melalui upaya tersebut, Yuliot berharap setidaknya ada tambahan produksi minyak nasional setidak sebesar 20.000 barel per hari.
“Kita mengharapkan dalam beberapa bulan ke depan itu akan menjadi quick win. Saat ini kan tingkat produksi minyak nasional sekitar 609 ribu barrel dan dengan upaya ini kita paling tidak bisa meningkatkan sekitar 20 ribu barrel,” ujar Yuliot.
Selain pengoptimalan sumur-sumur idle, pemerintah juga mengupayakan peningkatan lifting dengan meningkatkan eskplorasi di wilayah-wilayah yang diduga memiliki kandungan minyak guna menemukan cadangan baru yang potensial.
“Kita akan berusaha untuk meningkatkan eksplorasi. Peningkatan eksplorasi itu dilakukan untuk menemukan cadangan terukur,” tutur Yuliot.
Sebagai informasi, dari total 44.985 sumur migas yang ada di Indonesia, terdapat 16.990 sumur yang masuk pada kriteria idle well. Namun demikian, tidak semua memiliki potensi untuk direaktivikasi karena sesuatu dan lain hal.
Seperti tidak adanya potensi subsurface, keekonomian yang tidak terpenuhi karena high cost rectivation dan harga minyak mentah dunia pada saat itu, serta faktor HSE dan non teknikal seperti masalah masyarakat.
KKKS diberikan beberapa opsi untuk mengoptimalkan WK idle tersebut dengan mengerjakan sendiri, bekerja sama dengan badan usaha lain untuk menerapkan teknologi tertentu, diambil alih KKKS lain atau mengembalikannya ke negara.
Optimalisasi sumur idle merupakan langkah strategis yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan lifting minyak nasional kepada negara.
Upaya ini tidak hanya akan membantu memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru. (red/ria)